Jakarta – Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia pada 27-29 Mei 2025 lalu, memberikan momentum signifikan bagi hubungan ekonomi kedua negara. Penguatan hubungan tersebut terlihat dari meningkatnya nilai investasi yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Anindya Bakrie, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mengatakan Prancis merupakan investor asal Uni Eropa terbesar kedua di Indonesia.
“Minat mereka untuk berinvestasi di Indonesia tetap kuat, terbukti dari banyaknya pihak yang menunjukkan minat serius terhadap pasar Indonesia,” kata Anindya dalam forum bisnis Indonesia-Prancis akhir Januari 2025, seperti dilansir Antara , Rabu, 22 Februari 2025.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan investasi Prancis di Indonesia selama enam tahun terakhir. Pada tahun 2018, investasi Prancis mencapai US$49,63 juta di 408 proyek, diikuti lonjakan signifikan menjadi US$167,35 juta pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, nilai investasi dari Prancis sempat mengalami penurunan sementara menjadi US$25,10 juta meskipun terjadi peningkatan jumlah proyek menjadi 1.079. Namun, pada tahun 2021, investasi dari Prancis kembali meningkat menjadi US$145,80 juta dengan 709 proyek. Tren kenaikan ini berlanjut hingga tahun berikutnya, dengan investasi asing langsung dari Prancis mencapai US$252,90 juta di 1.160 proyek pada tahun 2022.
Pada tahun 2023, investasi Prancis meningkat menjadi US$302,80 juta yang didistribusikan ke 2.604 proyek di berbagai sektor. Pertumbuhan ini berlanjut hingga tahun 2024, dengan investasi Prancis mencapai US$328,10 juta yang melibatkan 6.437 proyek.
Angka investasi ini tidak mencakup bidang-bidang seperti minyak dan gas, bank, perusahaan keuangan nonbank, asuransi, leasing, investasi pasar saham, dan belanja rumah tangga. Proyek-proyek tersebut dihitung secara individual. Sementara itu, total nilai perdagangan antara kedua negara pada tahun 2024 adalah US$2,4 miliar.
Dengan jumlah investasi yang begitu besar, Prancis kini menjadi investor asing terbesar ke-11 di Indonesia di seluruh dunia. Anindya meyakini peningkatan investasi ini menunjukkan bahwa investor Prancis memiliki banyak kepercayaan terhadap lingkungan bisnis di Indonesia, terutama di bidang energi terbarukan , infrastruktur, dan teknologi.
Beberapa perusahaan besar Prancis telah berinvestasi di Indonesia. Misalnya, Eramet bergerak di industri pertambangan dan logam, TotalEnergies bergerak di bidang energi terbarukan, dan Alstom bergerak di bidang transportasi. Selain itu, perusahaan-perusahaan Prancis berskala menengah mulai menunjukkan minat untuk memasuki pasar Indonesia, khususnya di bidang konstruksi, teknologi baru, dan infrastruktur.
Salah satu kerja sama strategis utama yang sedang dijajaki adalah pengembangan proyek hidrogen hijau di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, antara PLN dan HDF Energy. Selain itu, Prancis ingin mendukung penguatan ekosistem kendaraan listrik Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan industrialisasi mineral penting.
Anindya optimistis kerja sama Prancis dan Indonesia akan semakin erat dengan kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron. “Indonesia dan Prancis memegang peranan penting di kawasan masing-masing. Kedua kawasan ini saling melengkapi, bukan saling bersaing,” kata Anindya dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 29 Mei 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan peran Prancis sebagai mitra penting dalam memperkuat sektor perdagangan dan investasi Indonesia.
“Indonesia memiliki lebih dari 20 kawasan ekonomi khusus ( KEK ) yang tersebar di berbagai daerah, yang dapat menjadi lokasi strategis bagi investasi Prancis di Indonesia,” kata Airlangga dalam keterangan resmi saat menerima delegasi Internasional MEDEF yang dipimpin oleh Philippe Louis-Dreyfus, Ketua Dewan Bisnis Prancis-Indonesia, di Jakarta pada Februari 2025.