ALLFINANCEADVICE – Nilai tukar rupiah menguat pada penutupan perdagangan hari ini, 23 Juli. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan, penguatan mata uang tersebut merupakan dampak dari pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Cina.
Di tengah menguatnya dolar AS, pemangkasan suku bunga oleh China berhasil mendorong nilai tukar rupiah tetap menguat. “Hari ini rupiah menguat, tetapi penguatannya tipis,” kata Ibrahim melalui telepon, Selasa, 23 Juli.
Nilai tukar rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan penguatan 6 poin dan ditutup pada level 16.214 per dolar AS, naik 0,04 persen dari level hari Senin di level 16.220.
Ibrahim mengatakan meskipun dolar menguat, sentimen dari pemangkasan suku bunga acuan Tiongkok turut mendorong rupiah menguat mengingat kuatnya hubungan perdagangan negara itu dengan Indonesia.
Reuters melaporkan bahwa Bank Rakyat Tiongkok secara tak terduga memangkas suku bunga acuan jangka pendek dan suku bunga acuan pinjaman pada 22 Juli. Suku bunga reverse repo tujuh hari dipotong menjadi 1,7 persen dari 1,8 persen. Sementara itu, suku bunga pinjaman satu tahun dipotong menjadi 3,35 persen dari 3,45 persen dan suku bunga acuan lima tahun menjadi 3,85 persen dari 3,95 persen.
Kekacauan Pemilu AS
Sementara itu, posisi dolar akan sangat dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS. Pengumuman Presiden Joe Biden melalui media sosial bahwa ia menarik diri dari pemilihan ulang dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, serta upaya pembunuhan Donald Trump, juga berdampak positif pada dolar AS.
“Kita menyaksikan gelombang fluktuasi karena upaya pembunuhan yang gagal meningkatkan elektabilitas Trump,” katanya.
Ke depannya, katanya, rupiah masih bisa menguat tipis karena optimisme yang tumbuh bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga acuannya mulai September tahun depan. “The Fed akan bertemu minggu depan dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada saat itu,” katanya.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi rupiah akan berfluktuasi dan ditutup pada kisaran 16.200 hingga 16.260 per dolar AS.