Jakarta – Perusahaan taksi yang berkantor pusat di Jakarta, PT Blue Bird, atau Bluebird Group, optimistis bisnisnya yang sudah berjalan lama di Indonesia dapat bersaing dengan layanan taksi listrik Vietnam, Xanh SM, yang telah resmi beroperasi di negara ini.
Direktur Utama Bluebird, Adrianto Djokosoetono, mengaitkan kepercayaan tersebut dengan pengalaman perusahaan selama lima puluh tahun dalam melayani masyarakat Indonesia.
“Kami telah mengantarkan mereka ke tujuan dan kebahagiaan mereka, memberikan dampak positif bagi bangsa,” kata Adrianto dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 27 Desember.
Adrianto meyakini berbagai produk dan layanan Bluebird telah memberikan dampak positif bagi konsumen. “Bluebird berkomitmen untuk meningkatkan kebanggaan masyarakat terhadap produk buatan Indonesia, karena kami bangga menjadi produk paling Indonesia,” ungkapnya.
Adrianto mengatakan, seiring dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan layanan aplikasi MyBluebird, perusahaan telah mengalami lonjakan pengguna sejak tahun 2020. “Bagi Bluebird, menjaga loyalitas pelanggan merupakan hal yang penting,” kata Adrianto.
Perusahaan, menurutnya, terus berupaya memberikan kenyamanan kepada pelanggan melalui pemberdayaan masyarakat. “Kami terus memperkuat komitmen sebagai pelopor kenyamanan dan keberlanjutan,” katanya.
Bluebird, katanya, telah menyiapkan tiga strategi bisnis untuk bersaing dengan Xanh SM, yakni multi-channel, multi-payment, dan multi-product.
“Transformasi kami sebagai perusahaan Mobility as a Service (MaaS) memungkinkan Bluebird menawarkan lebih dari sekadar layanan taksi,” kata Adrianto.
Strategi multi-channel memungkinkan Bluebird untuk menawarkan layanan langsung kepada pelanggan. Dengan strategi ini, pelanggan dipersilakan untuk memesan layanan Bluebird melalui berbagai saluran, termasuk pangkalan taksi, pusat komunikasi, aplikasi, dan langsung memanggil taksi di pinggir jalan.
“Hal ini memastikan kami hadir di mana pun dan kapan pun kami dibutuhkan oleh masyarakat dan pengguna jasa Bluebird,” tutur Adrianto.
Selanjutnya, strategi multi-pembayaran memudahkan pelanggan menentukan metode pembayaran yang dipilih, meliputi uang tunai, kartu kredit atau debit, dompet digital, dan voucher perusahaan, hingga kode respons cepat standar Indonesia atau QRIS. Terakhir, strategi multi-produk menyediakan daftar opsi bagi konsumen untuk digunakan, mulai dari taksi, logistik, sewa bus, Antar-Jemput Antar Kota Provinsi (AKAP), hingga kepemilikan dan perawatan mobil,” kata Adrianto.