ALLFINANCEADVICE – Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan hingga Agustus 2024 total penerimaan negara yang terkumpul mencapai Rp1.777 triliun. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, target penerimaan negara sepanjang tahun ditetapkan sebesar Rp2.802,9 triliun.
Bendahara negara itu juga mengatakan, tingkat penerimaan yang terkontraksi sebesar 2,5 persen. Namun, kontraksi tersebut lebih terkendali. “Lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya. Bulan lalu 6,5 persen,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa di Kementerian Keuangan, Senin, 23 September 2024.
Sejauh ini, kata Sri Mulyani, sudah ada perbaikan. Penerimaan pajak yang terdiri dari pajak, bea masuk, dan cukai mencapai Rp1.379,8 triliun. Meski turun 2,7 persen dari tahun lalu, namun masih lebih baik dibanding kontraksi 7 persen pada semester pertama tahun ini.
Penerimaan pajak tercatat sebesar Rp1.196,5 triliun atau 60,2 persen dari target tahun ini. Angka kontraksi sebesar 4 persen, membaik dari 7,9 persen pada semester I-2024. “Kontraksinya berkurang cukup drastis, hampir separuhnya,” kata Sri.
Sementara itu, penerimaan bea dan cukai mencapai Rp183,2 triliun atau 57,1 persen dari target. Angka tersebut mencerminkan peningkatan 6,8 persen, yang merupakan perbaikan kuat dari kontraksi 0,9 persen pada semester pertama.
Selain penerimaan, belanja pemerintah juga dilaporkan mengalami peningkatan. Hingga akhir Agustus, belanja pemerintah telah mencapai Rp1.930 triliun atau 58,1 persen dari total pagu yang ditetapkan. Angka tersebut menunjukkan peningkatan 15,3 persen dari belanja negara tahun lalu yang hanya Rp1.674 triliun.
Hingga Agustus 2024, anggaran belanja negara mengalami defisit sebesar Rp153,7 triliun atau 0,68 persen dari PDB. Target defisit anggaran belanja negara pada 2024 ditetapkan sebesar 2,29 persen dari PDB.